
Dorongan kebijakan baru dari pemerintahan Trump meningkatkan minat global terhadap stablecoin, mendorong pusat keuangan Asia untuk mempercepat regulasi. Ketika Washington menyelaraskan agenda legislatifnya untuk mendukung aset digital yang dipatok dolar, wilayah seperti Korea Selatan, Hong Kong, dan Tiongkok berlomba merespons—masing-masing mencoba menyeimbangkan antara inovasi dan kedaulatan moneter.
Korea Selatan mencatat transaksi stablecoin hampir $41 miliar pada kuartal lalu, sebagian besar dalam aset yang dipatok USD. Para legislator mendorong penerbitan token berbasis won, namun pejabat bank sentral tetap berhati-hati, mengutip risiko terhadap kontrol modal dan stabilitas moneter. Sebaliknya, Hong Kong justru menyambut regulasi dengan meluncurkan sistem lisensi untuk penerbit stablecoin pada bulan Agustus. Perusahaan besar Tiongkok seperti JD.com dan Ant Group bersiap menerbitkan stablecoin berbasis HKD dan yuan untuk pasar luar negeri.
Minat investor pun meningkat. Fintech berbasis Asia berhasil mengumpulkan lebih dari $1,5 miliar hanya dalam bulan Juli, sementara indeks saham stablecoin baru melonjak 65% sepanjang tahun, jauh melampaui tolok ukur pasar yang lebih luas. Bahkan Tiongkok daratan, meski melarang kripto, diam-diam mengevaluasi stablecoin yuan luar negeri melalui zona perdagangan khusus dan program sandbox.
Apa arti semua ini bagi stablecoin? Persaingan stablecoin global kini bukan hanya soal dominasi dolar. Ini menyangkut kontrol, likuiditas, dan pengaruh regional. Seiring Asia meluncurkan alternatif lokal, pasar stablecoin bisa menjadi lebih terfragmentasi namun kompetitif—dengan token yang didukung negara menantang dominasi USD dalam perdagangan lintas batas, efisiensi valuta asing, dan kesesuaian regulasi. Tahap berikutnya dalam adopsi stablecoin mungkin lebih ditentukan oleh geopolitik dan kedaulatan finansial, bukan semata-mata teknologi.
Analisis Teknikal BTC

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $114.632, naik +0,37% dalam 4 jam terakhir setelah rebound jangka pendek dari posisi terendah sebelumnya. Pergerakan ini menguji zona resistensi penting antara $114.600 dan $115.800, area yang sebelumnya menjadi support dan penolakan.
Harga sedang menguji 200 EMA, dan telah melampaui 20 EMA dan 50 EMA, menandakan pergeseran momentum jangka pendek. Jika mampu menembus dan bertahan di atas zona resistensi dan 200 EMA, BTC berpotensi menuju $117.000 atau lebih tinggi.
Stochastic RSI menunjukkan angka 88,07, menandakan BTC berada di area overbought. Ini menunjukkan momentum bullish yang kuat, namun juga mengisyaratkan potensi kelelahan jangka pendek jika harga gagal menembus resistensi dengan meyakinkan. Trader sebaiknya mengamati breakout bersih di atas $115.800 atau kemungkinan penolakan yang bisa membawa BTC kembali ke $113.000.

Data aliran dana ETF Bitcoin dari 30 Juli hingga 1 Agustus 2025 menunjukkan perubahan drastis sentimen institusional. Setelah aliran masuk sebesar $47,1 juta pada 30 Juli, terjadi aliran keluar sebesar $114,8 juta pada 31 Juli dan penarikan besar $812,3 juta pada 1 Agustus. Pembalikan cepat ini dapat menjelaskan melemahnya momentum bullish. Jika arus keluar berlanjut, Bitcoin berisiko mengalami volatilitas tinggi dan koreksi lebih dalam dalam waktu dekat.
Analisis Teknikal ETH

Ethereum memperpanjang pemulihannya dan saat ini diperdagangkan di $3.568, naik +2,05% dalam 4 jam terakhir. Setelah menemukan support di kisaran $3.360, ETH berhasil menembus zona suplai sebelumnya dan merebut kembali 20 EMA, menunjukkan momentum bullish jangka pendek.
Harga kini mendekati 50 EMA, yang bisa menjadi resistensi terdekat. Jika ETH mampu menembus level ini dengan bersih, target selanjutnya bisa menuju $3.700+. 200 EMA berada jauh di bawah di $3.336, memperkuat struktur bullish jangka menengah.
Secara momentum, Stochastic RSI berada di area overbought ekstrem di 99,59, menunjukkan potensi pendinginan atau konsolidasi jangka pendek. Trader perlu waspada terhadap kemungkinan penolakan atau divergensi bearish, terutama dekat 50 EMA.

Aliran dana ETF ETH dari 30 Juli hingga 1 Agustus 2025 mencerminkan sentimen investor yang campuran. Aliran masuk ringan terlihat pada 30 Juli ($5,8 juta) dan 31 Juli ($17 juta), menandakan akumulasi berlanjut. Namun tren ini berbalik drastis pada 1 Agustus, dengan aliran keluar $152,3 juta, mengindikasikan potensi ambil untung atau sikap defensif jangka pendek. Jika tekanan jual berlanjut, momentum harga ETH bisa tertekan.
Analisis Teknikal SOL

Solana melanjutkan pemulihannya dan kini diperdagangkan di $164,06, naik +1,29% dalam 4 jam terakhir. Setelah menemukan support di sekitar $152, SOL berhasil naik dan merebut kembali 20 EMA, menandakan tanda-tanda awal momentum bullish.
Harga kini mendekati zona resistensi gabungan: 50 EMA dan 100 EMA. Breakout yang terkonfirmasi di atas zona ini bisa mengonfirmasi pembalikan tren jangka pendek dan membuka peluang ke area $178–$180. Gagal menembus dapat menyebabkan pullback ke $161 atau bahkan $156.
Stochastic RSI naik ke 74,89, mencerminkan momentum bullish yang menguat. Namun trader perlu mengawasi potensi overbought atau crossover bearish dalam waktu dekat.

Data terbaru menunjukkan volume perdagangan DEX menurun dibandingkan puncaknya di akhir 2024. Meski masih lebih tinggi dari tahun 2023, tren penurunan ini mengindikasikan aktivitas pasar yang mendingin dan menurunnya momentum trading di ruang terdesentralisasi.